Catatan ini adalah perjalanan penulis dari
sebuah desa di Kabupaten Majalengka Jawa Barat yang melihat dan merasakan aura
langsung di tempat praktek pengobatan tuna rungu PAKAR TERAPY GANGGUAN TELINGA MR.
MASUDIN dari JOMBANG-JATIM. Setelah menunggu hampir 1 tahun (daftar awal bulan
Januari 2014 mendapat nomor antri untuk terapi pada 2 Desember 2014), hmmm...
cukup lama juga. terbayang saat itu bisa dipastikan begitu buaanyak
penderita untuk di terapi. Tibalah 1
Desember 2014 aku pun telah memesan 2 tiket kereta api tujuan Cirebon-Jombang
untuk aku dan anak lelakiku berusia 16thn yang menderita gangguan pendengaran
sejak lahir (hasil audiometri tingkat kepekakkan telinga kiri 90db dan kanan
60db),
Selama dalam perjalan kereta api yang
memakan waktu tempuh kurang lebih 10jam perjalanan antara St.Cirebon-St.Jombang)
aku tidak bisa terlelap tidur pikiranku terus campur aduk dengan persoalan
“biaya terapi” karena menurut sebagian informasi yang aku dapat dari beberapa
sumber bisa mengagetkan kalangan/kelas low-midle end, namun sebagian lagi
menyatakan untuk biaya terapi dianggap murah, mungkin bisa aku sebut persoalan
biaya terapi ini intinya relatif.
Dalam
setengah perjalanan menuju tujuan, aku menatap lama anaku yang tertidur pulas
di bangku kereta ...tak terasa dan akupun menitikan air mata, sambil berkata dalam
hati “..andai saja anakku seperti anak
normal lainya..., andai saja anakku yang bapaknya seorang yang kaya raya pasti
harga pasang implant tidak menjadi persoalan ..., andai saja anakku..., andai
saja.., andai saja..”, huuupphhh... stop bermimpi!!! stop berandai-andai!!!
Aku berusaha untuk menghentikan lamunanku! aku harus menenggelamkan mimpi-mimpi
lamaku hari ini! Aku lawan semua pikiran yang mengandung konotasi mimpi andaikan, misalkan, umpama dll, di depan
sesaat lagi ada harapan, ada keyakinan, aku terus memotivasi semangat diri,
minimal motivasi dan semangatku saja akan terasa berdampak bagi spirit hidup,
semangat bersosialisasi, semangat belajar bagi anakku, amin ya Allah.
Ooppss...
masih ada pertanyaan dalam diriku yang mengganjal! “Berapa ya kira-kira biaya terapi Mr. Masudin??” “Mampukah aku?” “Bagaimana jika uang yang aku bawa hari ini
ternyata kurang??” ...Aku kembali lagi dengan jurus semangatku yang
menerjang semua berkonotasi mimpi!! MAJU TERUUUUUS.. dengan mungkin hanya
bermodal BONDO NEKAT he..he..he... yaaah.. “aku
yakin Mr.Masudinpun juga manusia, seorang manusia pasti ada rasa
kemanusiaannya” aku yakin itu!!
Tibalah
2 Desember 2014 jarum pendek di jam tanganku menunjuk angka 9 dan kami sampai
di St.Jombang, mendung pagi dengan angin sepoi yang kurasa menyapa kami saat
menginjakan kaki turun dari kereta, dengan sekali menumpang kendara cator
(becak motor) dari stasiun Jombang menuju tempat praktek Mr.Masudin menyita
waktu 20 menitan akhirnya sampai juga di rumah praktek Mr. Masudin yang kala
itu sedang ada bebrapa orang tukang sedang melakukan renovasi penambahan ruang
tunggu pasien berbentuk joglo .
Diluar
dugaan bayanganku sebelumnya, ternyata tidak seramai/berjubel yang saya bayangkan
(akhirnya penulis mandapat informasi pasien dibatasi jumlah perharinya),
kemudian tidak ada kendaraan mewah pasien yang terparkir di halaman praktek karena sebelumnya saya
membayangkan pasien berjubel, hanya pasien-pasien kelas atas berkantong tebal
sajalah yang bisa terapi, bergegas aku registrasi ke bagian meja administrasi bisa
dikatakan mejanya sederhana bahkan terlihat sedikit tua, tidak terlihat mebeuler
lux di ruang administrasi sekaligus ruang tunggu itu.
Karena
dokumen hasil tes audiometri anak saya tidak terlampir, akhirnya setelah
ngobrol langsung dengan Mr.Masudin yang terlihat fresh saya disarankan beliau untuk
tes audiometri besok harinya di Kertosono, ..wueeleeeh terpaksa tidak bisa di terapi
pada hari itu dan akhirnya harus
bermalam, untung ada warga sekitar yang menyediakan penginapan, akhirnya
menginap untuk mendapatkan terapi besok harinya. “Ga apa-apa lah itung-itung isrtirahat setelah perjalanan,” meskipun
harus keluar dana lagi untuk bayar penginapan dan makan.
Nah
ini dia ada yang sangat mengejutkan, saat nyari makan sore bersama anakku tidak
jauh dari penginapan ada warung makan tempat biasa mangkal para ojek motor, aku
masuk warung itu alangkah kagetnya di dalam warung itu telah ada Mr.Masudin sedang kongkow-kongkow asik begitu
hangat dan akrab dengan pengunjung warung (kelas tukang becak, ojek motor,
petani) yang sedang makan, ngopi-ngopi, aku pun menyapa mereka dan memesan
makan pada pelayan warung kemudian berkata dalam hati “oh ternyata Mr.Masudin bukan type orang yang exclusive, hi-class, celleb
minded”, aku tambah kagum terhadap beliau yang nota bene praktek terapinya
pernah ditayangkan live stasiun TV sawasta nasional dan rutin live TV lokal, berita
dikoran-koran, tayangan-tayangan video terapinya banyak dilihat orang sedunia
lewat youtube artinya pamor beliau sudah memancanegara,
namun yang kulihat beliau begitu low profile. Kembali ke warung makan lagi,
masih belum habis nasi rawon yang kumakan, Mr. Masudin pamit pada semua
termasuk pamit juga sama aku dan anakku, tidak lama makanan dipiringkupun telah
kulahap habis, saatnya memanggil pelayan untuk menghitung makanan yang aku makan. “Mas udah nih, berapa 2 nasi rawaon sama tambahannya ...” belum
juga aku selesai menyebutkan makanan-makanan yang lainnya, si pelayan memotong
kalimatku, “semuanya udah dibayar sama
pak Masudin.” Dalam hatiku berkata “ck..ck..baik
banget orang ini” Alhamdulillah. Akhirnya terjadi obrolan singkat antara
aku dengan pengunjung warung, dalam penggalan obrolan seorang bapak paruh baya
berkata padaku “ito lho pak, begitulah
pak Masudin orangnya dermawan, belum lama melakukan program bedah rumah untuk
salah satu warga yang rumahnya tidak layak huni, membnatu pengobatan medis
untuk jompo, pengobatan terapy tuna rungu gratis di sekolah2 SLB...bla..bla..bla.”
aku terdiam haru hanya bisa kagum, tambah kagum dan semakin kagum.
Keesokan
harinya 3 Desember 2014 jam 08:30 saat yang ditunggu-tungu olehku dan anakku
dan dokumen anaku yang diperlukan telah
terpenuhi, nama anaku dipanggil, kamipun masuk ruang terapy untuk diagnosa, singkat saja ya
pembaca he.he.. langsung masuk ke arah obrolan tarif/biaya terapy intinya
dugaanku benar seperti yang penulis tulis di atas “Mr.Masudin juga adalah manusia pasti ada sisi kemanusiaanya”
intinya Mr.Masudin memberikan keringanan pembiayaan terapy untuk anakku, itupun saya bayar dikemudian hari dalam waktu
cukup lama (hingga tulisan ini di posting saya belum melunasi he..he..)
‘pokoknya
gak saklek lah”.
Terapy
untuk anakkupun dimulai di luar ruangan saya disuruh beliau untuk memperhatikan/menghitung
jarum detik pada jam tanganku pada saat beliau terapy, ..dan mulai gooo!! “1, 2, 3, 4, 5, 6, ... 15 selesai!”!, cm
15 detik terapy dan langsung untuk di tes, masih dalam keadaan bengong tidak percaya aku hanya bilang dalam hati “aneh bin menakjubkan, awesome!!, masa sih bentar
banget??!”. Saat belangsung tes hasil tarapy aku sangat bahagia sampai
meneteskan air mata gembirafull
menyaksikan anaku bisa menikmati suara musik yang keluar dari music box, mengucap
ulang beberapa kata secara satu persatu yang ku sebutkan dari arah belakang
anaku dan berhasil menyebutkan ulang, aku coba penasaranku, ku sembunyikan
musicbox ditempat tersembunyi sekitar 5 meteran jaraknya dari anakku , saya
suruh untuk mencari dan mengambil music box itu, dan.. anakku berhasil
menemukanya.., “alhamdulillah terima
kasih Allah”, ini sejarah baru bagi anakku dan keluargaku, telinga kiri dan
kanannya sudah bisa tambah menikmati indahnya suara. Meskipun perkembangan
pendengarannya sedikit ada kemajuan, aku yakin jika terapy dilakukan lebih dari
1 kali akan lebih maksimal, amin ya Rabb.
Singkat cerita aku dapat tanggal kontrol
pada januari 2015, “sampai ketemu Mr.Masudin, i’ll coming
back to Jombang”.
keterangan gambar:
gambar atas : Mr.Masudin sedang mendiagnosa anakku
gambar bawah: Mr.Masudin sedang melakukan terapy disamping beliau adalah aku sedang memperhatikan jarum jam untuk menghitung lama terapy
Tulisan
ini tidak ada tujuan apapun hanya semata-mata berbagi cerita gembira sang
penulis.
Note:
Hasil tes audiometri anakku sebelum
terapy: telinga kiri 90db dan kanan 60db.
Setelah terapy belum sempat tes audiometri
keburu bahagia kepengen nulis untuk berbagi cerita.
5 komentar:
Halo, kalau sebelum di terapi... apakah anak anda dapat berkomunikasi dengan baik? mohon di post kan hasil cek audiometri nya setelah di terapi masudin dong pak...
Terimakasiiih~
halo pak...
Boleh tau perkembangan anak anda setelah di terapi berdasarkan tes audiometri yang terbaru? kisaran berapa db?
Trims
halo pak...
Boleh tau perkembangan anak anda setelah di terapi berdasarkan tes audiometri yang terbaru? kisaran berapa db?
Trims
halo juga mas.., sblm terapi anakku masih bisa berkomunikasi (laawan bicaranya harus bersuara kencang, atau anakku melihat gerakan bibir laawan bicaranya). 90db=berat, 60db=sedang menuju berat. test audiometri setelah terapi blm sy lakukan, karena terapi masih 4x lg. sekarang anak saya saat dipanggil dari belakang (tentu tidak melihat gerakan bibir) suddah menunjukkan respon mendengar
utk obrolan lbh lanjt monggo add
https://www.facebook.com/profile.php?id=100005256285050
Posting Komentar