Seni Budaya Tatar Sunda dan Cirebonan Dipamerkan |
Berbagai panggung menyuguhkan penampilan para seniman se Jawa Barat yang membawakan jenis seni tradisi diatas panggung daritiap daerahnya. Sebut saja seni tari Topeng dari Indramayu, seni Benjang dari kota Bandung, Singa Jaipong dari Subang, Akrobat Dangdut dari Majalengka, Tari Topeng Cirebon dan tentunya dari Purwakarta sendiri.
Suasana Kota Purwakarta juga nampak indah di malam hari, dengan penataan berbagai ukuran dan bentuk lampion yang sengaja di pasang sepanjang jalan protokol. Hal tersebut merupakan upaya artistik pada hari jadi yang bertajuk Kemilau Cahaya Purwakarta Istimewa.
Suasana lebih semarak nampak terlihat ketika bupati purwakarta, H Dedi Mulyadi yang didampingi Kapolres Purwakarta, AKBP Slamet Hariyadi dan beberapa pejabat pemkab, hadir menyaksikan gelaran tersebut.
Menurut bupati, perlu ada ruang bagi para seniman mengekspresikan bakat seni. Semua itu perlu perhatian dari pemerintah daerah. Jika ini dilakukan, regenerasi seniman akan terjadi dengan alamiah tanpa harus terjadi punahnya sebuah produk budaya. Terkecuali, yang perlu dilakukan pelaku seni, adalah membuka wawasan akan formula berkesenian yang bisa diterima masyarakat.
“Masyarakat sekarang polanya sudah berubah. Untuk itu kesenian perlu membuka ruang wawasan para pelakunya agar bisa diterima masyarakat,” kata Dedi.
Bupati menilai, antusiasme warga ini menggambarkan seni budaya tradisi masih mendapat tempat di hati masyarakat. Kerinduan mereka bisa terobati dengan pagelaran yang semacam ini.
Meski begitu, bupati berharap, warga purwakarta dapat memaknai gelaran ini bukan hanya sekadar tontonan semata. Melainkan secara menyeluruh memaknai seni budaya tradisi sebagai nilai luhur yang harus tetap dijunjung dalam keseharian, termasuk bagi bupati. Budaya menjadi sumbu pembangunan yang selama ini dijalankan.
“Menjaga kebersihan, hidup berdampingan, silih asah silih asih dan silih asuh yang menjadi falsafah sunda, harus menjadi spirit dalam hidup. Termasuk bagi saya dalam melahirkan kebijakan pembangunan,” pungkas Bupati.
Nining (22) warga Panorama mengaku cukup terhibur dengan event ini. gadis asal kebumen ini. Selain merasa terhibur, seni tradisional yang ditampilkan juga cukup mendidik. “Saya jadi tahu apa saja seni dan budaya yang ada di tanah Sunda dan Cirebon. Nggak kalah ko dengan budaya asing,” jelas Nining.
Dilain pihak, Agus (20) seorang pedagang Ayam Goreng Sindangkasih yang menjadi bagian dari pedagang wisata kuliner, mengaku omzet penjualannya melonjak hingga 3 kali lipat. Hari biasanya, Agus mengaku rata-rata hanya mendapat Rp200 - 300 ribu. Namun saat acara wisata kuliner, penjualannya bisa mencapai Rp900 ribu. “Sekarang acara hari jadi, saya sudah dapat Rp1 juta, alhamdulillah,” pungkas Agus.
Rencananya, event hari jadi purwakarta kembali akan digelar akhir pekan depan dengan menampilkan lautan egrang. Ribuan warga dengan serempak akan menggunakan permainan dari bambu ini, seperti yang pernah ditampilkan pada event Hari Jadi Purwakarta tahun 2012 lalu. Disamping itu, akan dirangkaikan dengan pagelaran panggung seni nusantara dengan kemasan acara yang sama seperti panggung tatar sunda dan cirebonan ini.(mas/vry)
Sumber : http://www.pasundanekspres.co.id/purwakarta/9230-seni-budaya-tatar-sunda-dan-cirebonan-dipamerkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar