Jumat, 05 Desember 2014

MR.MASUDIN jombang SANG THERAPYS TUNA RUNGU

Catatan ini adalah perjalanan penulis dari sebuah desa di Kabupaten Majalengka Jawa Barat yang melihat dan merasakan aura langsung di tempat praktek pengobatan tuna rungu PAKAR TERAPY GANGGUAN TELINGA MR. MASUDIN dari JOMBANG-JATIM. Setelah menunggu hampir 1 tahun (daftar awal bulan Januari 2014 mendapat nomor antri untuk terapi pada 2 Desember 2014), hmmm... cukup lama juga.  terbayang saat itu bisa dipastikan begitu buaanyak penderita untuk  di terapi. Tibalah 1 Desember 2014 aku pun telah memesan 2 tiket kereta api tujuan Cirebon-Jombang untuk aku dan anak lelakiku berusia 16thn yang menderita gangguan pendengaran sejak lahir (hasil audiometri tingkat kepekakkan telinga kiri 90db dan kanan 60db), 

Selama dalam perjalan kereta api yang memakan waktu tempuh kurang lebih 10jam perjalanan antara St.Cirebon-St.Jombang) aku tidak bisa terlelap tidur pikiranku terus campur aduk dengan persoalan “biaya terapi” karena menurut sebagian informasi yang aku dapat dari beberapa sumber bisa mengagetkan kalangan/kelas low-midle end, namun sebagian lagi menyatakan untuk biaya terapi dianggap murah, mungkin bisa aku sebut persoalan biaya terapi ini intinya relatif.
          Dalam setengah perjalanan menuju tujuan, aku menatap lama anaku yang tertidur pulas di bangku kereta ...tak terasa dan akupun menitikan air mata, sambil berkata dalam hati “..andai saja anakku seperti anak normal lainya..., andai saja anakku yang bapaknya seorang yang kaya raya pasti harga pasang implant tidak menjadi persoalan ..., andai saja anakku..., andai saja.., andai saja..”, huuupphhh... stop bermimpi!!! stop berandai-andai!!! Aku berusaha untuk menghentikan lamunanku! aku harus menenggelamkan mimpi-mimpi lamaku hari ini! Aku lawan semua pikiran yang mengandung konotasi mimpi andaikan, misalkan, umpama dll, di depan sesaat lagi ada harapan, ada keyakinan, aku terus memotivasi semangat diri, minimal motivasi dan semangatku saja akan terasa berdampak bagi spirit hidup, semangat bersosialisasi, semangat belajar bagi anakku, amin ya Allah.
          Ooppss... masih ada pertanyaan dalam diriku yang  mengganjal! “Berapa ya kira-kira biaya terapi Mr. Masudin??”  “Mampukah aku?”  “Bagaimana jika uang yang aku bawa hari ini ternyata kurang??” ...Aku kembali lagi dengan jurus semangatku yang menerjang semua berkonotasi mimpi!! MAJU TERUUUUUS.. dengan mungkin hanya bermodal BONDO NEKAT he..he..he... yaaah.. “aku yakin Mr.Masudinpun juga manusia, seorang manusia pasti ada rasa kemanusiaannya” aku yakin itu!!
          Tibalah 2 Desember 2014 jarum pendek di jam tanganku menunjuk angka 9 dan   kami sampai di St.Jombang, mendung pagi dengan angin sepoi yang kurasa menyapa kami saat menginjakan kaki turun dari kereta, dengan sekali menumpang kendara cator (becak motor) dari stasiun Jombang menuju tempat praktek Mr.Masudin menyita waktu 20 menitan akhirnya sampai juga di rumah praktek Mr. Masudin yang kala itu sedang ada bebrapa orang tukang sedang melakukan renovasi penambahan ruang tunggu pasien berbentuk joglo .
          Diluar dugaan bayanganku sebelumnya, ternyata tidak seramai/berjubel yang saya bayangkan (akhirnya penulis mandapat informasi pasien dibatasi jumlah perharinya), kemudian tidak ada kendaraan mewah pasien yang terparkir di  halaman praktek karena sebelumnya saya membayangkan pasien berjubel, hanya pasien-pasien kelas atas berkantong tebal sajalah yang bisa terapi, bergegas aku registrasi ke bagian meja administrasi bisa dikatakan mejanya sederhana bahkan terlihat sedikit tua, tidak terlihat mebeuler lux di ruang administrasi sekaligus ruang tunggu itu.
          Karena dokumen hasil tes audiometri anak saya tidak terlampir, akhirnya setelah ngobrol langsung dengan Mr.Masudin yang terlihat fresh saya disarankan beliau untuk tes audiometri besok harinya di Kertosono, ..wueeleeeh terpaksa tidak bisa di terapi pada hari itu dan  akhirnya harus bermalam, untung ada warga sekitar yang menyediakan penginapan, akhirnya menginap untuk mendapatkan terapi besok harinya. “Ga apa-apa lah itung-itung isrtirahat setelah perjalanan,” meskipun harus keluar dana lagi untuk bayar penginapan dan makan.
          Nah ini dia ada yang sangat mengejutkan, saat nyari makan sore bersama anakku tidak jauh dari penginapan ada warung makan tempat biasa mangkal para ojek motor, aku masuk warung itu alangkah kagetnya di dalam warung itu telah ada  Mr.Masudin sedang kongkow-kongkow asik begitu hangat dan akrab dengan pengunjung warung (kelas tukang becak, ojek motor, petani) yang sedang makan, ngopi-ngopi, aku pun menyapa mereka dan memesan makan pada pelayan warung kemudian berkata dalam hati “oh ternyata Mr.Masudin bukan type orang yang exclusive, hi-class, celleb minded”, aku tambah kagum terhadap beliau yang nota bene praktek terapinya pernah ditayangkan live stasiun TV sawasta nasional dan rutin live TV lokal, berita dikoran-koran, tayangan-tayangan video terapinya banyak dilihat orang sedunia lewat youtube artinya pamor beliau sudah memancanegara, namun yang kulihat beliau begitu low profile. Kembali ke warung makan lagi, masih belum habis nasi rawon yang kumakan, Mr. Masudin pamit pada semua termasuk pamit juga sama aku dan anakku, tidak lama makanan dipiringkupun telah kulahap habis, saatnya memanggil pelayan untuk menghitung  makanan yang aku makan. “Mas udah nih, berapa 2 nasi rawaon sama tambahannya ...” belum juga aku selesai menyebutkan makanan-makanan yang lainnya, si pelayan memotong kalimatku, “semuanya udah dibayar sama pak Masudin.” Dalam hatiku berkata “ck..ck..baik banget orang ini” Alhamdulillah. Akhirnya terjadi obrolan singkat antara aku dengan pengunjung warung, dalam penggalan obrolan seorang bapak paruh baya berkata padaku “ito lho pak, begitulah pak Masudin orangnya dermawan, belum lama melakukan program bedah rumah untuk salah satu warga yang rumahnya tidak layak huni, membnatu pengobatan medis untuk jompo, pengobatan terapy tuna rungu gratis di sekolah2 SLB...bla..bla..bla.” aku terdiam haru hanya bisa kagum, tambah kagum dan semakin kagum.
          Keesokan harinya 3 Desember 2014 jam 08:30 saat yang ditunggu-tungu olehku dan anakku dan  dokumen anaku yang diperlukan telah terpenuhi, nama anaku dipanggil, kamipun masuk ruang terapy untuk diagnosa, singkat saja ya pembaca he.he.. langsung masuk ke arah obrolan tarif/biaya terapy intinya dugaanku benar seperti yang penulis tulis di atas “Mr.Masudin juga adalah manusia pasti ada sisi kemanusiaanya” intinya Mr.Masudin memberikan keringanan pembiayaan terapy untuk anakku,  itupun saya bayar dikemudian hari dalam waktu cukup lama (hingga tulisan ini di posting saya belum melunasi he..he..)
‘pokoknya gak saklek lah”.
          Terapy untuk anakkupun dimulai di luar ruangan saya disuruh beliau untuk memperhatikan/menghitung jarum detik pada jam tanganku pada saat beliau terapy, ..dan mulai gooo!! “1, 2, 3, 4, 5, 6, ... 15 selesai!”!, cm 15 detik terapy dan langsung untuk di tes, masih dalam keadaan bengong  tidak percaya aku hanya bilang dalam hati “aneh bin menakjubkan, awesome!!, masa sih bentar banget??!”.  Saat belangsung  tes hasil tarapy aku sangat bahagia sampai meneteskan air mata gembirafull menyaksikan anaku bisa menikmati suara musik yang keluar dari music box, mengucap ulang beberapa kata secara satu persatu yang ku sebutkan dari arah belakang anaku dan berhasil menyebutkan ulang, aku coba penasaranku, ku sembunyikan musicbox ditempat tersembunyi sekitar 5 meteran jaraknya dari anakku , saya suruh untuk mencari dan mengambil music box itu, dan.. anakku berhasil menemukanya.., “alhamdulillah terima kasih Allah”, ini sejarah baru bagi anakku dan keluargaku, telinga kiri dan kanannya sudah bisa tambah menikmati indahnya suara. Meskipun perkembangan pendengarannya sedikit ada kemajuan, aku yakin jika terapy dilakukan lebih dari 1 kali akan lebih maksimal, amin ya Rabb.
Singkat cerita aku dapat tanggal kontrol pada januari 2015, “sampai ketemu Mr.Masudin, i’ll coming back to Jombang”.
keterangan gambar: 
gambar atas    : Mr.Masudin sedang mendiagnosa anakku
gambar bawah: Mr.Masudin sedang melakukan terapy disamping beliau adalah aku sedang memperhatikan jarum jam untuk menghitung lama terapy



Tulisan ini tidak ada tujuan apapun hanya semata-mata berbagi cerita gembira sang penulis.

Note:
Hasil tes audiometri anakku sebelum terapy: telinga kiri 90db dan kanan 60db.
Setelah terapy belum sempat tes audiometri keburu bahagia kepengen nulis untuk berbagi cerita.

         


5 komentar:

Unknown mengatakan...

Halo, kalau sebelum di terapi... apakah anak anda dapat berkomunikasi dengan baik? mohon di post kan hasil cek audiometri nya setelah di terapi masudin dong pak...

Terimakasiiih~

Unknown mengatakan...

halo pak...
Boleh tau perkembangan anak anda setelah di terapi berdasarkan tes audiometri yang terbaru? kisaran berapa db?

Trims

Unknown mengatakan...

halo pak...
Boleh tau perkembangan anak anda setelah di terapi berdasarkan tes audiometri yang terbaru? kisaran berapa db?

Trims

Unknown mengatakan...

halo juga mas.., sblm terapi anakku masih bisa berkomunikasi (laawan bicaranya harus bersuara kencang, atau anakku melihat gerakan bibir laawan bicaranya). 90db=berat, 60db=sedang menuju berat. test audiometri setelah terapi blm sy lakukan, karena terapi masih 4x lg. sekarang anak saya saat dipanggil dari belakang (tentu tidak melihat gerakan bibir) suddah menunjukkan respon mendengar

Unknown mengatakan...

utk obrolan lbh lanjt monggo add
https://www.facebook.com/profile.php?id=100005256285050